wilwatekta.com
  • Home
  • Opini
  • Berita
  • Viral
  • Tuban
  • Bisnis
  • Esai
  • Makanan
No Result
View All Result
wilwatekta
  • Home
  • Opini
  • Berita
  • Viral
  • Tuban
  • Bisnis
  • Esai
  • Makanan
No Result
View All Result
wilwatekta
No Result
View All Result
Home Artikel

Politisi Cerdas Berkelit, Biar Masyarakat Makin Sulit

Redaksi by Redaksi
January 20, 2025
in Artikel, Berita, Uncategorized
0
Politisi Cerdas Berkelit, Biar Masyarakat Makin Sulit

Foto: Pixabay.com

Share on FacebookShare on Twitter

WILWATEKTA.COM – Dalam kultur politik di negara abad-21 masyarakat punya peran penting dalam kebijakan pemerintah. Sehingga dikenal dengan konsep pembangunan inklusif. Namun terkadang masyarakat terasa, “makan buah si malaka, nggak dimakan sayang, dimakan keracunan.” Artinya sama persis seperti kondisi kebijakan politik di Indonesia, masyarakat disuruh berperan, tapi masukan yang muncul hilang ditengah jalan. Bagaimana tidak, masyarakat  hanya dianggap sebagai legitimasi kepandaian berbicara para politisi. Namun sayang, kepandaian mereka hanya digunakan untuk menghindari tanggung jawab, dampaknya bisa sangat merugikan masyarakat. Fenomena ini sering kita saksikan dalam bentuk politisi yang lihai berkelit dari pertanyaan sulit, menyajikan retorika tanpa substansi, atau mengalihkan isu dari inti masalah. Sebuah strategi komunikasi yang terkesan cerdas, tetapi pada akhirnya hanya membuat masyarakat semakin sulit.

Kita ambil contoh kasus pemagaran laut di pesisir Tangerang. Kemudian polemik pagar laut ini dilaporkan oleh masyarakat pada instansi terkait. Namun laporan masyarakat mengambang, karena lembaga/instansi pemerintah saling lempar tanggung jawab. Pokok untuk membenarkan posisi jabatan masing-masing, mereka saling mencari pembenaran. Antara benar atau salah, tidak menemukan solusi. Akhirnya pagar laut dicabut, dan nggak ketemu siapa oknum yang memagar laut. Cukup sial memang negara wakanda. “Yang edan makin kenyang, yang jujur makin kelaparan.”

Dasar memang politisi, “cerdas berkelit” kerap memanfaatkan bahasa yang rumit atau pernyataan ambigu untuk menghindari pertanyaan kritis. Alih-alih memberikan solusi konkret, mereka menyampaikan jawaban panjang lebar yang justru tidak menjawab inti persoalan. Misalnya, saat ditanya mengenai langkah nyata untuk mengatasi inflasi, jawaban yang diberikan malah berkisar pada pencapaian masa lalu yang tidak relevan dengan konteks pertanyaan. Dan kasus serupa terus berulang-ulang.

Dalam kasus lain, ketika menghadapi tekanan publik terkait kebijakan kontroversial, mereka justru mengalihkan fokus ke isu yang bersifat emosional seperti sentimen kebangsaan atau agama, sehingga masyarakat lupa dengan inti persoalan yang sebenarnya.

Related Post

Gersos PK PMII MAKIBRA, Roviq Wahyudin: Memahami Problem Masyarakat Itu Penting

Gersos PK PMII MAKIBRA, Roviq Wahyudin: Memahami Problem Masyarakat Itu Penting

January 18, 2025
Budaya Flexing Meruntuhkan Kemandirian Masyarakat

Budaya Flexing Meruntuhkan Kemandirian Masyarakat

January 17, 2025

Politisi di Bawah Bayang Penguasa: Antara Tugas Partai dan Pilihan Mandiri

August 24, 2024

Politisi Itu Petugas Partai, Mau Gerak Sendiri; Tersandera Penguasa Tertinggi

August 24, 2024

Bentuk lain dari strategi berkelit adalah pengalihan isu. Ketika suatu masalah besar muncul, politisi tertentu lebih memilih untuk memunculkan narasi baru yang tidak berkaitan. Misalnya, di tengah krisis ekonomi, diskusi publik malah digiring ke topik yang bersifat sentimental atau ideologis. Cara ini mungkin efektif untuk sementara waktu, tetapi hanya menunda penyelesaian masalah yang sebenarnya. Dalam banyak kasus, strategi seperti ini memperlihatkan bagaimana politisi lebih peduli pada citra mereka di mata publik ketimbang menyelesaikan masalah rakyat.

Politisi yang lihai berkelit sering kali beroperasi di balik tirai ketidaktransparanan. Mereka jarang memberikan penjelasan rinci tentang kebijakan yang diambil atau anggaran yang digunakan. Padahal, masyarakat berhak tahu bagaimana dana publik dikelola dan apakah kebijakan tersebut benar-benar berpihak pada rakyat. Ketidaktransparanan ini sering kali diperkuat dengan minimnya pengawasan dari lembaga yang seharusnya bertindak independen. Akibatnya, ruang untuk penyalahgunaan kekuasaan menjadi semakin lebar, dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah semakin tergerus.

Ketika politisi lebih fokus pada cara menghindari tanggung jawab daripada menyelesaikan masalah, dampaknya dirasakan langsung oleh masyarakat. Ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintahan menjadi salah satu konsekuensi yang paling nyata. Jawaban politisi yang tidak memberikan kejelasan hanya memperburuk ketidakpercayaan ini, yang pada akhirnya dapat memengaruhi stabilitas sosial dan politik.

Selain itu, ketidakmampuan politisi untuk menghadirkan solusi nyata menyebabkan permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat semakin kompleks. Contohnya adalah kebijakan yang lambat dan tidak tepat dalam menangani kenaikan harga bahan pokok. Dalam beberapa kasus, keputusan yang tidak memihak masyarakat luas justru menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara golongan kaya dan miskin. Narasi yang manipulatif juga dapat memecah belah masyarakat, menciptakan konflik di antara kelompok-kelompok yang memiliki pandangan berbeda, sehingga solidaritas sosial pun terganggu.

Menghadapi politisi yang cerdas berkelit membutuhkan sikap kritis dan proaktif dari masyarakat. Edukasi politik perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang jujur, kompeten, dan berpihak pada rakyat. Selain itu, masyarakat harus terus menuntut transparansi dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan, termasuk penggunaan anggaran negara.

Media dan institusi independen juga harus aktif mengawasi dan mengungkap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Sebagai contoh, investigasi mendalam terhadap kebijakan yang mencurigakan bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk membuka tabir ketidaktransparanan. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan juga dapat dilakukan melalui forum-forum diskusi publik atau advokasi berbasis komunitas.

Politisi yang cerdas berkelit mungkin terlihat pintar di permukaan, tetapi dampaknya bisa sangat merugikan masyarakat. Retorika tanpa substansi, pengalihan isu, dan kurangnya transparansi adalah tantangan besar yang harus dihadapi bersama. Dengan sikap kritis dan kolaborasi semua pihak, kita bisa mendorong hadirnya politik yang lebih jujur, transparan, dan benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat. Masyarakat harus menyadari bahwa perubahan tidak datang dari politisi semata, tetapi dari partisipasi aktif setiap individu dalam membangun bangsa yang lebih baik. (*)

Tags: Cerdas BerkelitMakin SulitMasyarakatPolitisi
Redaksi

Redaksi

Related Posts

Gersos PK PMII MAKIBRA, Roviq Wahyudin: Memahami Problem Masyarakat Itu Penting
Berita

Gersos PK PMII MAKIBRA, Roviq Wahyudin: Memahami Problem Masyarakat Itu Penting

by Redaksi
January 18, 2025
Budaya Flexing Meruntuhkan Kemandirian Masyarakat
Opini

Budaya Flexing Meruntuhkan Kemandirian Masyarakat

by Redaksi
January 17, 2025
Ilustrasi: pexels.com
Opini

Politisi di Bawah Bayang Penguasa: Antara Tugas Partai dan Pilihan Mandiri

by Redaksi
August 24, 2024
Next Post
Pengajar:  Jadi Tuntunan Atau Tontonan?

Pengajar: Jadi Tuntunan Atau Tontonan?

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Donation

Buy author a coffee

Donate

Recommended

Gerak Cepat Setelah KDMP Diluncurkan, Kades Rengel Mundir: Terima Kasih Support PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat!

Gerak Cepat Setelah KDMP Diluncurkan, Kades Rengel Mundir: Terima Kasih Support PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat!

July 23, 2025
Lakpesdam PCNU Tuban, Aam Waro’ Panotogomo: 80 Tahun Kemerdekaan Tantangan Global Semakin Nyata

Lakpesdam PCNU Tuban, Aam Waro’ Panotogomo: 80 Tahun Kemerdekaan Tantangan Global Semakin Nyata

August 18, 2025
Foto: Sudutlancip.com

Pernyataan Pejabat: Antara Janji, Ilusi, dan Komedi Publik

August 17, 2025
Foto: gusdur.net

Ketika Pejabat Bicara, Rakyat Geleng-Geleng Kepala

August 17, 2025
Ilustrasi: kibrispdr.org

Duka Nestapa Negeri Punya Pejabat Ngawur

August 19, 2025
Lakpesdam PCNU Tuban, Aam Waro’ Panotogomo: 80 Tahun Kemerdekaan Tantangan Global Semakin Nyata

Lakpesdam PCNU Tuban, Aam Waro’ Panotogomo: 80 Tahun Kemerdekaan Tantangan Global Semakin Nyata

August 18, 2025
Foto: Sudutlancip.com

Pernyataan Pejabat: Antara Janji, Ilusi, dan Komedi Publik

August 17, 2025
Foto: Pixabay.com

Ngawurnya Menteri Berstatmen, Cerminan Isi Otaknya

August 17, 2025
Wilwatekta.com

media alternatif yang ada di Kabupaten Tuban. Lahir pada akhir 2020, Bertepatan dengan malam Isra Mikraj. Malam yang indah dan Insya Allah penuh berkah.

Read more »

Recent Posts

  • Duka Nestapa Negeri Punya Pejabat Ngawur
  • Lakpesdam PCNU Tuban, Aam Waro’ Panotogomo: 80 Tahun Kemerdekaan Tantangan Global Semakin Nyata
  • Pernyataan Pejabat: Antara Janji, Ilusi, dan Komedi Publik

Categories

  • Apem
  • Artikel
  • Ayam Geprek
  • Berita
  • Bisnis
  • cafe hits di Blitar
  • Cerpen
  • Digital
  • Esai
  • Event
  • Gaya Hidup
  • ice cream
  • Kesehatan
  • Makanan
  • Minuman
  • Nutrisi
  • Opini
  • Pendidikan
  • Puasa
  • resep makanan
  • tips
  • Tuban
  • Uncategorized
  • Viral
  • Wisata
  • Wisata Kuliner

© 2025 Wilwatekta - Didikukung oleh ulfamasfufah.com.

No Result
View All Result
  • Disclaimer
  • Home
  • Info Kerjasama
  • Kirim Naskah
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Penulis
  • Tentang Kami

© 2025 Wilwatekta - Didikukung oleh ulfamasfufah.com.