WILWATEKTA.COM – Penghormatan terhadap alim-ulama dianggap sebagai feodalisme. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota besar dan dinamika politik nasional yang tak menentu, ada sosok-sosok yang dengan tenang namun penuh dedikasi bekerja dari pedesaan, membangun fondasi Indonesia melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Mereka adalah kiai, para pemimpin spiritual yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, tetapi juga berperan aktif dalam mencerdaskan dan membangun bangsa dari akar rumput. Negara mau mengakui atau tidak, sosok kiai mempunyai kontribusi besar terhadap tatanan sosial yang lebih baik. Bukan isapan jempol, ia kiai. Orang yang selalu ikhlas dalam mencerdaskan masyarakat dalam beragama dan berbangsa.
Kiai di pedesaan memiliki peran yang sangat vital. Mereka mendirikan dan mengelola pesantren, lembaga pendidikan yang menjadi pusat pembelajaran agama dan ilmu pengetahuan bagi anak-anak dari berbagai pelosok. Di pesantren-pesantren ini, para santri tidak hanya belajar tentang kitab-kitab klasik dan ajaran Islam, tetapi juga mendapatkan pendidikan formal yang membekali mereka dengan pengetahuan umum dan keterampilan praktis.
Lebih dari itu, kiai di pedesaan sering kali berperan sebagai agen perubahan sosial. Mereka menjadi motor penggerak berbagai inisiatif pemberdayaan masyarakat, mulai dari pertanian, koperasi, hingga usaha kecil dan menengah. Dengan memanfaatkan jaringan dan pengaruh mereka, kiai mendorong masyarakat untuk lebih mandiri dan produktif, mengurangi ketergantungan pada bantuan luar dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal.
Sebagai contoh, banyak kiai yang telah memprakarsai program pertanian organik di desa-desa. Mereka memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani setempat, membantu mereka mengadopsi teknik-teknik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hasilnya, kualitas produk pertanian meningkat, dan pendapatan petani pun bertambah. Program-program semacam ini tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, kiai juga memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai moral dan sosial di masyarakat pedesaan. Mereka menjadi penengah dalam konflik-konflik sosial, memberikan nasihat dan bimbingan kepada warga, serta mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang memperkuat ikatan sosial dan rasa kebersamaan. Dalam banyak kasus, kiai menjadi figur otoritas yang dihormati dan diandalkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di desa.
Pendidikan yang diberikan oleh kiai juga mencakup aspek kewarganegaraan dan cinta tanah air. Mereka menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada para santri, mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan, serta memotivasi mereka untuk berkontribusi positif bagi negara. Dari pesantren-pesantren inilah, lahir generasi muda yang tidak hanya berilmu dan beriman, tetapi juga memiliki semangat nasionalisme yang kuat.
Peran kiai dalam membangun Indonesia dari pedesaan menunjukkan bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus dimulai dari akar rumput. Mereka membuktikan bahwa dengan pendidikan yang tepat dan pemberdayaan masyarakat, kemajuan tidak hanya bisa dicapai di kota-kota besar, tetapi juga di pelosok-pelosok desa. Para kiai ini adalah teladan nyata bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten dan penuh dedikasi.
Dengan segala upaya dan kontribusinya, kiai di pedesaan telah membantu mencerdaskan dan membangun Indonesia dari bawah. Mereka adalah pilar-pilar yang kokoh dalam membentuk masyarakat yang lebih berdaya, mandiri, dan sejahtera. Peran mereka sangat penting dalam memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terjadi di pusat-pusat kekuasaan, tetapi juga menyentuh setiap sudut negeri, membawa kemajuan yang merata dan berkelanjutan bagi seluruh rakyat Indonesia. (*)